Nama : Min-ho lee | Lee Min Ho Profesi :
Aktor Ultah :
22 Juni 1987 Tempat lahir:
South Korea Tinggi badan :
185 cm. Zodiak :
Cancer Golongan darah :
A
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat
luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti
"petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda
dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya
pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola
a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya
merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua
bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris
pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat
pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang
menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir
merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Karmina dan talibun
merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan
isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris),
sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Peran
pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun
berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih
seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang
berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang
lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi
pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang,
kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang
dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Namun demikian, secara umum peran sosial
pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur
pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi
sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar
memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak
berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai
contoh dalam pantun di bawah ini:
Air
dalam bertambah dalam
Hujan
di hulu belum lagi teduh
Hati
dendam bertambah dendam
Dendam
dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari
aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun
biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu
berlaku.
Pantun Jenaka adalah pantun yang
bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai
media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak
menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan
menjadi semakin riang. Contoh:
Di
mana kuang hendak bertelur
Di
atas lata dirongga batu
Di
mana tuan hendak tidur
Di
atas dada dirongga susu
Elok
berjalan kota
tua
Kiri
kanan berbatang sepat
Elok
berbini orang tua
Perut
kenyang ajaran dapat
Sakit
kaki ditikam jeruju
Jeruju
ada didalam paya
Sakit
hati memandang susu
Susu
ada dalam kebaya
Naik
kebukit membeli lada
Lada
sebiji dibelah tujuh
Apanya
sakit berbini janda
Anak
tiri boleh disuruh
Orang
Sasak pergi ke Bali
Membawa
pelita semuanya
Berbisik
pekak dengan tuli
Tertawa
si buta melihatnya
Jalan-jalan
ke rawa-rawa
Jika
capai duduk di pohon palm
Geli
hati menahan tawa
Melihat
katak memakai helm
Limau
purut di tepi rawa,
buah
dilanting belum masak
Sakit
perut sebab tertawa,
melihat
kucing duduk berbedak
jangan
suka makan mentimun
karna
banyak getahnya
hai
kawan jangan melamun
melamun
itu tak ada gunanya
Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan adalah pantun yang
isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan